Organic Culture Banyuwangi: Fesyen Ramah Lingkungan dan Inklusif yang Menginspirasi Dunia

Organic Culture Banyuwangi: Fesyen Ramah Lingkungan dan Inklusif yang Menginspirasi Dunia

Skena Fashion – Di tengah maraknya mode cepat yang boros sumber daya, hadir sebuah merek lokal yang membawa semangat berbeda. Organic Culture, jenama asal Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi pelopor fesyen ramah lingkungan yang mengedepankan keberlanjutan. Berlokasi di Sky Farm Glenmore, mereka mengubah potensi alam sekitar menjadi karya fesyen yang cantik sekaligus bermakna. Dengan prinsip kesadaran lingkungan, mereka menegaskan bahwa keindahan mode bisa berjalan seiring dengan tanggung jawab terhadap bumi.

Lahir dari Keprihatinan terhadap Limbah Tekstil

COO Organic Culture, Wanda, menjelaskan bahwa merek ini lahir karena keresahan terhadap limbah tekstil yang menumpuk akibat industri fast fashion. Bersama sang pendiri, dr. Anita Yuni, ia mendirikan merek ini pada tahun 2021 dengan semangat perubahan. Organic Culture berdiri di atas konsep circular fashion dan upcycle fashion. Tujuannya sederhana: menghadirkan pakaian siap pakai yang tetap modis tanpa merusak lingkungan. Karena itu, setiap produk dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab sosial.

Mengutamakan Bahan Organik dan Mudah Terurai

Sejak awal berdiri, Organic Culture berkomitmen memakai bahan alami yang mudah terurai. Wanda menegaskan bahwa bahan seperti kapas dan kenaf dipilih karena ramah lingkungan dan bisa menyusut hingga 50 persen dalam home composter. Pendekatan ini menunjukkan bahwa setiap proses produksi dirancang agar tidak meninggalkan jejak negatif pada alam. Dengan bahan alami, produk mereka tidak hanya nyaman dikenakan, tetapi juga aman bagi bumi.

Baca Juga : Deretan Pemain Keturunan yang Pamer Tato Bertulisan Bahasa Indonesia, Kevin Diks Jadi Sorotan!

Proses Produksi Menggunakan Energi Terbarukan

Selain bahan, cara produksi juga menjadi perhatian utama. Organic Culture menggunakan energi mandiri seperti panel surya untuk menjalankan proses pembuatan produk. Langkah ini telah diakui oleh Bank Indonesia melalui perhitungan kalkulator hijau. Hasilnya, bisnis ini berhasil menurunkan emisi karbon hingga 1.306 persen dibandingkan metode konvensional. Fakta tersebut memperlihatkan komitmen nyata mereka terhadap konsep fesyen hijau yang efisien dan berkelanjutan.

Mengolah Alam Sekitar Menjadi Sumber Inspirasi

Seluruh bahan baku diambil langsung dari lahan mereka sendiri di Glenmore. Tanaman kapas dan kenaf digunakan sebagai bahan dasar kain sekaligus berfungsi sebagai pengendali hama alami. Tak hanya itu, mereka juga menanam akar wangi dan sereh. Kedua tanaman ini disuling menjadi minyak atsiri yang diolah menjadi parfum dan essential oil. Dengan begitu, seluruh proses produksi benar-benar bersumber dari alam dan kembali ke alam.

Gerakan Sosial untuk Menjaga Pantai

Organic Culture tak hanya peduli pada alam, tetapi juga aktif menggerakkan aksi sosial. Mereka berkolaborasi dengan sekolah-sekolah di Banyuwangi untuk mengadakan kegiatan bersih pantai setiap tahun. Dari sampah yang dikumpulkan, terutama plastik, mereka menciptakan produk fesyen baru seperti kancing dan ring gesper. Salah satu hasilnya adalah koleksi Marine Debris yang menampilkan aksesori daur ulang. Gerakan ini membuktikan bahwa fesyen bisa menjadi media edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Kolaborasi Inklusif Bersama Teman Tuli

Keunikan lain dari Organic Culture adalah komitmen mereka terhadap inklusivitas. Mereka bekerja sama dengan Teman Tuli melalui Unit Layanan Disabilitas Terintegrasi Banyuwangi. Dari kolaborasi ini lahirlah koleksi Bara Nusa atau Batik Respon Alam Karya Anak Luar Biasa. Koleksi ini menggunakan teknik alami dari batu dan ranting untuk menciptakan motif batik unik. Tidak hanya itu, desainnya juga dihiasi bordir bermotif bahasa isyarat yang membawa pesan kesetaraan bagi semua.

Pesan Mendalam dari Koleksi Bara Nusa

Bara Nusa bukan sekadar batik, melainkan pesan sosial yang dituangkan dalam karya seni. Setiap pola di kainnya mengandung kode morse yang membentuk kata “be kind” atau “berbaik hatilah.” Sementara bordirannya bermakna “aku, kamu, kita, di dunia, setara.” Pesan ini sejalan dengan misi besar Organic Culture, yaitu menanamkan nilai kebaikan, empati, dan kesetaraan dalam setiap produk. Melalui karya ini, mereka membuktikan bahwa mode bisa menjadi bahasa universal untuk menyuarakan kemanusiaan.

Daur Ulang Limbah Menjadi Produk Bernilai

Bagi Organic Culture, limbah bukanlah akhir, melainkan awal dari sesuatu yang baru. Mereka mengolah plastik dan kain perca hasil pembersihan pantai menjadi produk fungsional seperti bean bag dan aksesori. Proses daur ulang ini tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga memperlihatkan bahwa kreativitas bisa lahir dari keterbatasan. Dengan konsep zero waste, mereka terus mendorong industri fesyen agar lebih sadar lingkungan.

Banyuwangi sebagai Pusat Fesyen Ramah Lingkungan

Keberhasilan Organic Culture membawa angin segar bagi dunia mode Indonesia. Mereka menjadikan Banyuwangi bukan hanya dikenal karena wisata alamnya, tetapi juga sebagai daerah penggerak fesyen berkelanjutan. Melalui pemberdayaan masyarakat lokal, mereka menciptakan lapangan kerja sekaligus meningkatkan kesadaran tentang ekonomi hijau. Model bisnis ini membuktikan bahwa tanggung jawab sosial dan keuntungan ekonomi bisa berjalan beriringan.

Mendorong Industri Mode Nasional Menjadi Lebih Hijau

Kehadiran Organic Culture menjadi inspirasi bagi pelaku mode lain untuk beralih ke arah yang lebih ramah lingkungan. Mereka membuktikan bahwa fesyen tidak harus menghasilkan limbah dan kerusakan ekosistem. Dengan meningkatnya kesadaran konsumen terhadap keberlanjutan, model seperti ini bisa menjadi standar baru dalam industri mode Indonesia. Jika lebih banyak jenama mengikuti langkah mereka, masa depan fesyen nasional akan semakin cerah.

Menginspirasi Generasi Muda untuk Cinta Lingkungan

Wanda berharap generasi muda dapat ikut bergerak menjaga bumi melalui tindakan nyata. Menurutnya, menjadi kreatif tidak harus merusak alam. Organic Culture ingin menunjukkan bahwa mode bisa menjadi jembatan antara keindahan dan kepedulian lingkungan. Setiap koleksi mereka membawa pesan sederhana namun kuat: cintai bumi, mulai dari apa yang kamu kenakan.

Harapan untuk Masa Depan Fesyen Indonesia

Organic Culture adalah bukti nyata bahwa inovasi dan keberlanjutan bisa berjalan berdampingan. Dengan dedikasi pada lingkungan dan keterlibatan sosial, mereka telah membuka jalan baru bagi fesyen Indonesia. Jika semangat seperti ini terus tumbuh, bukan mustahil Indonesia akan dikenal sebagai pusat fesyen hijau di Asia. Dari Banyuwangi, pesan perubahan itu kini menggema ke seluruh dunia.

Post Comment